Letak Geografis &
Sejarah Gunung Paseban
Kawasan wisata alam curug panjang terletak di punggungan barat daya gunung Paséban, adalah wilayah terujung bagian tenggara desa Megamendung yang berbatasan dengan Desa Cilember dan desa Jogjogan kecamatan Cisarua.
Kawasan wisata alam yang berada di punggungan barat daya gunung Paseban ini merupakan zona penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan tujuh gunung yang mengitarinya, yaitu gunung Garungsang (1.147 mdpl) dibarat laut, gunung Malang (1.392,9 mdpl) disebelah utara berdekatan dengan gunung Paseban, gunung Pondok Walanda (1.506 mdpl) dan gunung Halimun (1.646,7 mdpl) yang berada ditimur laut, gunung Gedogan dan gunung Kencana (1.796 mdpl) berada disebelah timur serta disebelah tenggaranya adalah gunung Luhur (1.727 mdpl).
Gunung Paseban dengan puncaknya berada pada ketinggian 1.389,4 mdpl, punggungan sebelah barat dayanya memiliki kontur alam yang berbukit dan berlembah-lembah dengan dominasi vegetasi hutan pegunungan, disekitar lerengan terdapat banyak aliran hulu sungai Cirangrang yang airnya mengalir ke sungai Ciesek lalu bermuara di sungai Ciliwung.
Nama Paseban menjadi identitas penanda yang merujuk pada sebuah gunung dan sebuah perkampungan dipunggungan barat daya gunung Paseban yang dahulunya kerap dikunjungi atau didatangi. Dalam budaya sunda, penamaan sebuah tempat sehingga menjadi sebuah identitas tempat tersebut (identity marker) diambil atau terambil dari keunikan dan/atau penciri khas yang dimiliki dari tempat tersebut, baik itu berupa tanda alam maupun aktivitas yang terjadi disekitarannya.
Jika ditelusuri dari asal kata, maka dapat disimpulkan “bahwa gunung Paseban sejak dahulu kala telah menjadi tempat dengan daya tarik tertentu yang banyak dikunjungi untuk berbagai macam kepentingan”, hal ini disimbolkan dengan kata Paséban itu sendiri yang menjadi penamaan / identitas sehingga melekat atas nama gunung dan kawasan-kawasan pembentuknya..
Hal yang sama dengan identitas penanda nama tempat yang disematkan pada gunung Pondok Walanda yang letaknya ditimur gunung Paseban. Gunung Pondok Walanda merujuk pada sebuah pondokan / gedung / rumah yang terdapat pada kawasan gunung termaktub, dimana pada zamannya gunung tersebut sebagian lokasinya dimiliki oleh orang-orang Belanda dan atau gunung tersebut merupakan tempat beraktivitasnya orang-orang Belanda pada saat itu. (Walanda dalam padanan bahasa sunda yang berarti Belanda)
Paseban berakar dari asal kata saba/sa-ba/ jw v; bepergian ke luar rumah; bersaba/ber-sa-ba/ kl v; bergaul; berkunjung; menyaba/me-nya-ba/ kl v; kerap kali mengunjungi / mendatangi. Pasabaan/pa-sa-ba-an/ sd n sunda yang artinya sebagai tempat yang kerap dikunjungi / didatangi. Pada versi lain paseban berakar dari asal kata seba/se-ba/ sn; bakti, menghadap (raja); pa-se-ban /paséban/ jw n balai yang digunakan untuk menghadap (raja); balai penghadapan.
Paseban dapat maknakan pula sebagai sebuah perkampungan masyarakat yang bermukim di punggungan gunung Paseban, bernama kampung Paséban. Untuk mencapai kampung paseban terlebih dahulu akan melewati sebuah jalan bernama situhiang, berasal dari akar kata situ dan hyang yang berarti situ/si-tu./sd n; danau kecil dan hyang dalam bahasa Melayu, Kawi, Jawa, Sunda, dan Bali adalah suatu keberadaan spiritual tidak kasat mata yang memiliki kekuatan supranatural. Konon menurut cerita bahwa pada dahulu kala disekitar gunung Paseban terdapat telaga tempat bersemayamnya para dewa.
Saat ini, punggungan sebelah barat daya gunung Paseban merupakan tempat yang banyak dikunjungi untuk kepentingan pariwisata bertajuk alam, petualangan dan budaya, salah satu penyebabnya karena adanya anak sungai Cirangrang dengan kekayaan air terjun yang eksotis, selain pesona keindahan alam yang tersaji dan pesona budaya masyarakat sunda tempo doeloe yang belakangan ini kembali digali dan dikembangkan di Paseban guna kepentingan dunia pariwisata Indonesia.