Kuliner dan Kreatif

Pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman selama kegiatan pariwisata merupakan bagian integral dari pengalaman wisata itu sendiri. Keragaman dan kekhasan kuliner yang tersaji, serta interaksi yang terjadi, menjadi daya tarik utama dari sebuah destinasi wisata. Citra agung sebuah peradaban, yang tercermin dalam kuliner dan budaya sekitar objek daya tarik wisata, sangat terlihat, terutama pada wisata desa atau wisata yang berfokus pada budaya.

Hal yang sama berlaku untuk griya etnik atau kerajinan yang terlahir dari tangan-tangan terampil sebagai cindera mata yang dibawa pulang oleh para wisatawan. Kerajinan ini menjadi penanda keunikan sebuah tempat wisata. Terkadang, kerajinan yang dijadikan cindera mata juga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebuah komunitas masyarakat, yang seiring waktu berkembang menjadi bagian dari sektor pariwisata. Hal ini dapat terlihat pada kawasan pariwisata Halimun terutama Desa Wisata Malasari dan Desa Kiarasari, dimana aneka kerajinan berbahan bambu dan rotan sebagai alat-alat pemenuh kebutuhan rumah tangga seperti epok, endul, kempis, caping dudukui dan etem, keblek, dls yang bermaterialkan kayu dijadikan souvenir untuk wisatawan. .

Komponen kuliner dan kreatif yang lahir dari peradaban lama sebagai penopang kebutuhan sehari-hari sebuah komunitas, kemudian bergenerasi menjadi elemen penting dalam pemenuhan pariwisata, baik dalam bentuk atraksi maupun interaksi merupakan keniscayaan di tempat wisata yang bergenre wisata budaya dan wisata desa. Namun, hal ini sedikit berbeda pada wisata alam, apalagi pada pariwisata buatan, di mana komponen kuliner dan kreatif telah berkembang menjadi industri tersendiri.

Sebagian besar pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman di tempat wisata alam yang bersifat terbuka atau umum difasilitasi oleh warung-warung masyarakat atau pengelola tempat wisata. Namun, seringkali kuliner yang disajikan tidak memiliki keunikan atau kekhasan tertentu. Meski demikian, beberapa pengelola tempat wisata alam melakukan inovasi dalam penyediaan makanan, bahkan tak jarang kuliner yang disajikan menjadi bagian dari interaksi wisata itu sendiri.

Mutaqin, A Zaenal. (2020).Jelajah Kawasan Pariwisata Puncak Dalam Wisata Minat Khusus. ; hal 117; OSF. May 11. doi:10.17605/OSF.IO/ZU9RW.

Go Explore

nasi liwet sunda

Nasi Liwet

Ngaliwet adalah prosesi dalam budaya masyarakat sunda yang merujuk pada acara memasak bersama dengan menggunakan kastrol dan api besar sebagai media utama dilakukan disuatu tempat ataupun pada sebuah acara tertentu yang dianggap istimewa dalam hubungan kekerabatan, pertemanan dan hubungan perikatan antar sesama warga dalam komunitas sunda. Saat ini, memasak nasi liwet menjadi interkasi dalam aktivitas pariwisata, selain nasi liwet memang sudah menjadi produk industri wisata kuliner yang banyak digemari sebagai sajian dalam pemenuhan makan ketika berwisata. 

Go Explore
kopi bogo

Kopi Paseban

Rasa hutan atau alam “Taste from Nature” merupakan citarasa yang terkandung disetiap tegukan kopi Paseban, menikmati kopi Paseban tidak sebatas pada hangatnya secangkir kopi yang tersaji, namun didalamnya terkandung pengetahuan tentang tumbuhan kopi, manajemen budidaya hingga dinikmati para penikmatnya. Menikmati secangkir kopi panas dari lingkungan kopi diproduksi, akan menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi para penikmatnya.

Go Explore

Blog

Highland Indonesia Group

adalah lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata minat khusus dan pelatihan SDM dengan unit-unit niaga nya adalah Highland camp, Wisata Halimun, Highland Experience dan Highland Adventure. Highland Indonesia mengusung prinsip-prinsip wisata ramah dalam aktifitas kepariwisataannya dan menggunakan Experiential Learning sebagai sebuah metode pada pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia.